Namun, seiring waktu, dangdut koplo berkembang pesat dan populer, terutama setelah munculnya Inul Daratista dengan gerakan ikoniknya.
Pertentangan terhadap dangdut koplo pada awalnya muncul karena dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang umumnya diusung oleh musik dangdut pada masa sebelumnya.
Namun, dalam perkembangannya, banyak penelitian yang mengangkat topik dangdut koplo dan mengajukan pertanyaan apakah dangdut koplo benar-benar merupakan subgenre yang berbeda dari dangdut.
Meskipun terlihat lebih erotis dan memiliki tempo yang lebih cepat, beberapa penelitian mendukung pandangan bahwa dangdut koplo sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan dangdut pada umumnya.
Arti koplo sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti bodoh atau dungu. Dangdut koplo dianggap dapat membuat pendengar 'mabuk' karena kegilaan zaman di masa tersebut.
Meskipun awalnya dianggap kontroversial, para musisi dangdut koplo berusaha menyelamatkan pendengarnya dari dampak kegilaan sosial pasca Orde Baru. Musik ini menjadi bentuk penghiburan dan pelampiasan stres bagi masyarakat pada saat itu.