Jakarta – Elvy Sukaesih yang dikenal sebagai ratu dangdut yang legendaris, terus menyulut kehangatan di dunia musik Indonesia melalui lagu-lagunya yang tak terlupakan.
Dalam era eksplorasi musik dangdut terdahulu, karya-karya Elvy Sukaesih menghadirkan ciri khas bernyanyi yang unik, membangun melegenda, bahkan di kalangan anak muda.
Berikut ini JagoDangdut sajikan sepuluh lagu Elvy Sukaesih yang melagenda dan tetap mendamaikan telinga dan meresapi nostalgia.
10 Lagu Elvy Sukaesih Terbaik Sepanjang Masa
- Elvy Sukaesih IG
1. "Pesta Panen"
Lagu yang enerjik ini, dirilis pada tahun 1977, membawa kita ke suasana kebahagiaan petani saat panen. "Pesta Panen" bukan hanya lagu hits terbesar Elvy Sukaesih pada masanya, tetapi juga tetap populer hingga kini, menciptakan gelombang keceriaan di setiap pendengar.
2. "Bercanda"
Dengan kepiawaian dalam menyampaikan emosi, "Bercanda" dari tahun 1974 tetap menjadi salah satu lagu paling populer Elvy Sukaesih. Liriknya yang lugas dan bermakna berhasil mencuri hati pendengar, menjadikannya lagu wajib dalam repertoar penyanyi dangdut legendaris ini.
3. "Jera"
"Jera" menjadi simbol kekecewaan dan sakit hati dalam cinta pada tahun 1978. Melodi yang menghentak dan lirik yang kuat memastikan bahwa lagu ini tetap menjadi favorit penggemar Elvy, mencerminkan perasaan yang mendalam dan universal.
4. "Kereta Malam"
Dalam lagu ini, Elvy Sukaesih membawakan kisah perpisahan yang menyakitkan dengan balada yang mengharu biru. "Kereta Malam" tidak hanya menjadi hits pada masanya, tetapi juga terus didengar dan dinyanyikan oleh generasi sekarang, mengukir memorinya sendiri.
5. "Gula Gula"
"Gula Gula," dirilis pada tahun 1973, menjadi salah satu lagu awal yang melejitkan nama Elvy Sukaesih di dunia musik Indonesia. Irama ceria dan lirik yang mudah diingat menjadikan lagu ini tetap populer, menyemangati pendengar dengan kesederhanaan pesan yang disampaikan.
6. "Cinta Rahasia"
Menyampaikan perasaan cinta yang harus disembunyikan, "Cinta Rahasia" dari tahun 1978 memikat hati penggemar Elvy. Melodi yang menyentuh dan lirik yang memikat membuat lagu ini tetap menjadi favorit dalam perjalanan musik Elvy Sukaesih.
7. "Kubawa"
Dirilis pada tahun 1981, "Kubawa" membawa vokal merdu Elvy dengan sentuhan musik yang lembut. Liriknya yang romantis dan penuh perasaan membuatnya melekat dalam ingatan, merangkul setiap pendengar dalam keindahan melodi dan emosi.
8. "Suami Yang Kejam"
"Suami Yang Kejam," hits dari tahun 1975, menggambarkan penderitaan seorang wanita dalam pernikahannya. Lirik-lirik yang penuh frustasi mencerminkan ketidakseimbangan dalam hubungan suami-istri, menghasilkan lagu yang tetap relevan hingga saat ini.
9. "Pecah Seribu"
Klasik dangdut yang dipopulerkan Elvy Sukaesih, "Pecah Seribu" (1980), menggambarkan patah hati dan kecewa dalam hubungan cinta. Melodi dangdut yang khas dan lirik mendalam membuat lagu ini ikonik, terus menyentuh hati pendengar dari generasi ke generasi.
10. "Kabut Biru"
"Kabut Biru" dari tahun 1982 membawa pendengar pada perasaan kehilangan dan kesedihan setelah kepergian seseorang yang dicintai. Liriknya yang melankolis menciptakan nuansa yang kuat, membuat lagu ini tetap terkenang dalam sejarah musik Indonesia.
Dengan begitu banyak lagu yang menarik, apakah ada yang telah mencuri hatimu? Elvy Sukaesih, dengan karyanya yang timeless, terus membangkitkan kenangan dan memperkaya dunia musik Indonesia.
Profil Elvy Sukaesih
- Elvy Sukaesih IG
Elvy Sukaesih merupakan salah satu penyanyi dangdut legendaris tanah air dengan lagu hit Bisik-Bisik Tetangga. Lirikan matanya saat membawakan lagu menjadi ciri khasnya. Wanita kelahiran Jakarta, 25 Juni 1951 ini dijuluki sebagai Ratu Dangdut Indonesia. Ia telah menekuni dunia tarik suara sejak duduk di bangku kelas 3 SD.
Bakat bermusiknya telah diturunkan dari sang ayah, Muhamad Ali yang berprofesi sebagai pemusik. Ia suka mendampingi ayahnya manggung di acara pernikahan di Jawa Barat. Saat usianya 13 tahun, pemilik nama asli Else Sukaesih ini diminta sang ayah untuk tampil sendiri di panggung dan ia sukses dalam penampilan perdananya tersebut.
Elvy menikah muda dengan pria keturunan arab Zaidun Zeidh Abu Bakar Jindan pada usia 14 tahun. Dari pernikahannya, mereka telah dikarunia 6 orang anak. Karier Elvy semakin menanjak. Ia tergabung dengan beberapa Orkes Melayu seperti Orkes Melayu Pancaran Muda dan Orkes Melayu Purnama.
Pada tahun 1970-an, Elvy mendapat kesempatan jadi penyanyi pendamping raja Dangdut Rhoma Irama dalam Orkes Melayu Soneta. Namanya melambung setelah OM Soneta merilis album bertajuk Raja dan Ratu pada 1975. Namun, sayangnya Elvy tidak lama di OM Soneta karena ia memutuskan untuk bersolo karier.
Setelah terkenal sebagai penyanyi dangdut, Elvy pun merambah dunia seni peran. Karier bermusik dan berakting Elvy berjalan berdampingan. Ia aktif berkarya menelurkan single dan album, di sisi lain Elvy pun aktif bermain film hingga tahun 1986.
Film lain yang diperankannya, yaitu Cubit-Cubitan (1979), Kisah Cinta Rojali dan Zuleha (1979), Irama Cinta (1980), Gaya Merayu (1980), Senggol-Senggolan (1980), dan Mandi Madu (1986).
Ibunda dari pesinetron Dhawiya Zaida ini juga mengisi soundtrack film Senggol-Senggolan yang dipernakannya juga. Ia tergolong sangat aktif menciptakan karya musik.
Puluhan album telah ditelurkan oleh Elvy Sukaesih. Di antaranya yaitu Cubit Cubitan, Colak-Colek, Tidak Tahan, Pesta Panen, Bisikan Kasih, Nasib Janda, Elvy Sukaesih Vol. 2 (Hits: Goyang Dangdut), Cincin Kepalsuan, Bisik-Bisik Tetangga, dan Gula-Gula.
Pada tahun 2002, suami Elvy meninggal dunia. Zaidun Zeidh Abu Bakar Jindan berpulang setelah dirawat selama 2 hari di rumah sakit St Carolus karena serangan jantung.
Selang 2 tahun, Elvy merilis Album Exlusive Elvy Sukaesih dengan hits Lonceng Tengah Malam. Setelah itu, ibu dari pedangdut Fitria ini pun lama tak merilis labum solo lagi. Hingga di tahun 2014, ia merilis lagu Seujung Kuku.
Selama perjalanannya, Elvy sudah berkolaborasi dengan musisi-musisi papan atas lainnya yaitu Hasjim Khan, Mamiek Slamet, Latief M., Mansyur S., Riza Umami, dan Eddy Silitonga.
Ia juga sudah diganjar penghargaan AMI Award untuk Artis Solo Wanita Dangdut Terbaik (2005), Golden Achivement Award Spirit Cultural Asean Communitas’ dari Kesultanan Djohor dan Kelantan (2015), dan Lifetime Achievement Award oleh SCTV Music Awards (2016).
Memasuki usia enampuluhan, ia masih eksis sebagai penyanyi. Bahkan, ia diminta menjadi juri dalam ajang pencarian penyanyi dangdut Indonesia pada sebuah stasiun televisi. Komentarnya yang mendidik dan memberi contoh yang bagus semakin menegaskan gelar Ratu Dangdutnya masih layak disematkan pada darinya.