Jakarta - Penyanyi dangdut senior, Inul Daratista memprotes keras pernyataan Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Dimana Sandiag Uno mengklaim bahwa kenaikan pajak hiburan yang menyentuh angka 40-75 persen tidak mengancam keberlangsungan industri pariwisata di Tanah Air.
Lantas, bagaimana tanggapan Inul Daratista soal pernyataan tersebut? Simak artikelnya di bawah ini!
Kenaikan Pajak Pariwisata
- instagram/inul.d
Selain sebagai seorang penyanyi dangdut, Inul Daratista juga memiliki usaha yang cukup besar yang bergerak di bidang kaaroke. Sehingga pernyataan Sandiaga Uno soal kenaikan pajak industri pariwisata menarik perhatiannya.
Melalui postingan di Instagram pribadinya, suami Adam Suseno itu membagikan kembali sebuah berita yang memuat pernaytaan Sandiaga Uno dengan judul 'Sandiaga Uno Klaim Pajak Hiburan 40-75% Tidak Matikan Industri Pariwisata'.
Menjadi pengusaha karaoke sejak 2005, Inul Daratista tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal itu disampaikannya melalui caption unggahannya di Instagram.
"Baca ini kok aku jadi heran yo, nggak mematikan gimana? 40-75 persen, hitungannya gimana?" tulis Inul Daratista dilansir JagoDangdut pada Jumat 11 Januari 2024.
Ia menambahkan, "dibebankan ke customer (konsumen)? Wong tamu naik 10 ribu aja megap-megap, teriak-teriak!".
Inul Protes Keras
- Inul Daratista
Ia pun keherenan dengan kalkulasi yang diberikan sehingga muncul angka pajak tersebut. Ia pun meminta Sandiaga Uno untuk memikirkan kembali soal kenaikan pajak tersebut.
"Hitungan dari mana kita bisa bayar pajak segini gedenya, Pak? @sandiuno. Bapak mah duitnya triliunan, nggak khawatir. Lha, kita bikin bisnis aja masih muter duitnya bank. Memajukan UMKM sih oke, tapi jangan membunuh pengusaha yang berusaha hidup untuk manusia-manusia yang hidupnya bergantung juga sama kita," papar Inul.
Pelantun lagu 'Buaya Buntung' itu pun menyinggung tujuan dari kebijakan tersebut. Lantaran ketentuan tersebut dapat membunduh usaha Inul Daratista.
Lebih lanjut, pemilik nama asli Ainur Rokhimah itu menjelaskan bahwa dari usaha tersebut setidaknya ada 500 orang karyawan yang menggantungkan hidup pada bisnis karaokenya.
Inul pun meminta pembuat kebijakan untuk ikut memikirkan nasib mereka jika kebijakan tersebut justru berdampak langsung kepada usaha-usaha yang ada.
"Kalau saya tutup semua karaoke saya, 5.000 orang karyawan saya juga pastinya nggak bisa kerja untuk kasih makan keluarganya. Belum lagi teman-teman saya yang lain, ditotal malah ribuan pengangguran yang terjadi," ungkapnya. Kalau kita kompak, mau buyar, tutup nggak usah ada hiburan karaoke lagi. Nasib pencipta, artis banyak juga yang jadi korban, karena nggak ada income (pemasukan) dari kita, makin parah jadinya," tutup Inul.