Pada tahun 1962, lagu berjudul ‘Boneka Cantik dari India’ cukup meledak. Meskipun musik dangdut sendiri mungkin sudah mengudara sebelumnya, meledaknya lagu tersebut menjadi penanda bahwa dangdut sudah mulai sering tampil dari panggung ke panggung.
Dangdut dan Dunia Politik
Dangdut memiliki hubungan yang erat dengan dunia politik. Menurut Professor Jeremy Wallach dalam penelitiannya, dangdut telah berperan dalam membangun dan menjaga identitas nasional Indonesia selama masa peralihan dari Orde Baru ke Reformasi.
Musik dangdut, yang populer di kalangan rakyat, mampu membangun solidaritas masyarakat yang tidak terpengaruh oleh ideologi “pembangunanisme” ala Soeharto. Meskipun rakyat kecil mungkin dimanipulasi oleh kaum elit dan dianggap terbelakang oleh Orde Baru, mereka tetap menikmati dangdut. Musik ini menjadi sumber kesenangan populer bagi mereka.
Sejalan dengan Pikiran Soekarno
Dangdut, dalam banyak hal, berkesinambungan dengan visi dan misi Soekarno. Dangdut, yang cenderung mirip dengan musik India dan Melayu, dianggap oleh Jeremy sebagai simbol kebudayaan Indonesia karena sifatnya yang hibrida, mencampur berbagai unsur Timur dan Melayu. Dangdut juga menampilkan kemajemukan identitas rakyat Indonesia, sebuah visi yang sangat sejalan dengan misi Soekarno untuk membangun Indonesia sebagai bangsa yang majemuk dan beragam.
Seiring perjalanannya, dengan perkembangan musik dangdut yang sangat dinamis, kini genre tersebut sudah mulai dinikmati oleh berbagai kalangan. Sampai akhirnya muncul sosok melegenda dangdut yang terkenal sampai saat ini, yang tak lain tak bukan adalah Rhoma Irama. Dengan kepopulerannya, musik dangdut semakin dikenal dan karena liriknya relate dengan masyarakat kelas bawah pada zaman itu.