Syal tersebut mulai digunakan sejak tahun 1973, ketika Rhoma Irama membuat deklarasi The Voice of Moslem dengan tujuan agar musik Melayu bisa dipadukan dengan aliran musik lainnya.
"Sorban itu salah satu simbol bahwa Soneta the Voice of Moslem. Jadi salah satu cirinya muslim itu ya selendang," tambahnya.
Syal tersebut biasanya berwarna putih, hitam, atau merah, dan terkadang bertuliskan Dangdut Indonesia. Syal tersebut juga menjadi simbol perjuangan Rhoma Irama untuk mengangkat derajat musik dangdut di Indonesia dan dunia.
Syal yang digunakan oleh Rhoma Irama juga memiliki fungsi praktis, yaitu untuk melindungi lehernya dari panas, debu, dan keringat. Selain itu, syal juga bisa digunakan sebagai alat bantu bernyanyi, yaitu dengan menariknya ke arah mulut saat menyanyikan nada tinggi atau melengking.
Syal juga bisa digunakan sebagai alat komunikasi dengan penonton, yaitu dengan menggerakkan atau melemparkannya ke udara saat menyanyikan bagian-bagian tertentu dari lagu.