"Waktu kecil pengin. Iya bener. sumpah. Karena kan dulu tinggal di gang, terus kan udah dekat sama lingkungan gang, pasti hajatan, biduan dangdut. Nah, aku tuh kayak ngerasa 'Oh biduan itu selalu jadi wanita paling cantik karena dikerebutin laki-laki', nah jadi kayak pengen jadi biduan dangdut," cerita Kiky Saputri.
Namun, impian tersebut akhirnya mengalami perubahan arah. Setelah beberapa kali menonton acara dangdut di televisi, Kiky Saputri menyadari bahwa teknik menyanyi dangdut membutuhkan keahlian khusus, terutama dalam menguasai cengkok yang khas.
Kiky Saputri merasa bahwa kemampuan tersebut sulit untuk dikuasai, dan impian menjadi penyanyi dangdut pun perlahan memudar.
"Cuman pas nonton TV kayaknya susah, cengkoknya kan keriting kan, nggak bisa nih kayaknya. Makin ke sini, makin ke sini, kayaknya nggak mesti punya suara bagus, atau cengkok yang keriting yang penting pantatnya keriting," seloroh Kiky dengan senyum.
Meskipun impian masa kecilnya berubah, Kiky Saputri kemudian menemukan panggilan barunya dalam dunia komedi.
Dengan bakat alaminya dan kecerdasannya dalam membuat orang tertawa, Kiky telah memenangkan hati penonton di seluruh Indonesia.
Kisahnya mengajarkan bahwa terkadang, meskipun impian kita berubah, kebahagiaan sejati dapat ditemukan dengan mengikuti hati dan passion kita.