JagoDangdut – Kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Wongso kembali mencuat ke permukaan, kali ini dengan komentar menarik dari musisi legendaris Indonesia, Rhoma Irama.
Dalam wawancaranya, Raja Dangdut Rhoma Irama berbagi pandangan kontroversialnya tentang kejanggalan-kejanggalan dalam kasus ini, memberikan perspektif yang berbeda terkait kesalahan Jessica Wongso.
Berikut ini JagoDangdut akan membahas poin-poin kunci yang diajukan Rhoma Irama, membuka ruang bagi pembaca untuk merenungkan kembali detail kasus yang memicu perdebatan ini.
Kejanggalan Sikap Jessica Wongso Menurut Rhoma Irama
- Instagram/rhoma_official
Menurut Rhoma Irama, ada beberapa kejanggalan dalam perilaku Jessica Wongso yang menarik perhatiannya. Salah satunya adalah ketenangan Jessica saat kejadian.
Ia mengamati bahwa meski teman Mirna, Jessica terlihat tidak panik atau bingung saat peristiwa tragis itu terjadi. Sikapnya yang tampak tidak terpengaruh oleh situasi di sekitarnya dianggap sebagai kejanggalan yang signifikan oleh Rhoma Irama.
“Mungkinkah kita ngajak temen nih, ‘eh ngopi yuk’, dateng satu orang atau rame-rame, ketika kita dateng satu orang dari sekian kita undang mungkin gak kita pesen kopi lebih dulu, biasanya kan waktu dateng baru ngopi apa, mau pesen apa, gitu kan?” kata Rhoma Irama.
Setuju Dengan Keputusan Hakim
- Instagram/rhoma_official
Rhoma Irama menyoroti hubungan dekat antara Jessica dan Mirna. Sebagai sahabat dekat, Rhoma Irama bertanya mengapa Jessica tidak memberikan reaksi keras atau mengungkapkan kepanikan jika dia tidak bersalah.
Menurutnya, sahabat yang melihat temannya dalam kondisi bahaya seharusnya memberikan reaksi yang lebih kuat. Ketidakberadaan reaksi tersebut menimbulkan pertanyaan besar dalam pikiran Rhoma Irama.
“Begitu si Mirna berbusa, si Jessica sama sekali gak ada panik. Di TV yang panik malah orang sekitarnya, yang nolong segala macem. Sementara Jessica berdiri di belakang orang-orang yang nolong, gak ada reaksi apa-apa, itu kejanggalan fatal buat saya. Ketiga, dia ini sahabatan sama Mirna, dia pasti kenal sama bapaknya, kenapa tuntutan itu bisa terjadi? Seandainya dia tidak membunuh, dia akan teriak-teriak habis sama bapaknya,” bebernya.
Rhoma Irama mengekspresikan keyakinannya terhadap vonis hakim yang menghukum Jessica Wongso dengan 20 tahun penjara.
Menurutnya, hakim telah melakukan penilaian yang cermat dan mempertimbangkan bukti-bukti yang ada. Ia percaya bahwa hakim memiliki dasar yang kuat untuk memutuskan vonis tersebut, meskipun tidak ada bukti konkrit langsung yang mengaitkan Jessica dengan perbuatan tersebut.
“Selain itu Jessica juga pernah menabrak rumah jompo sampai hancur, sehingga ini indikasi dia bisa membunuh,” kata Rhoma Irama.
“Hakim ini sebenarnya pintar karena ada data berupa petunjuk dan indikator tersebut, itulah sebabnya Jessica dijatuhi hukuman 20 tahun penjara bukan hukuman mati atau seumur hidup karena tidak ada bukti konkritnya,” pungkasnya.