Ia merasakan mencekamnya situasi di Palestina, di mana setiap langkahnya harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
"Saat aku beberapa hari berada di Palestina, hampir tiap hari suasana terasa mencekam," kata Via Vallen.
Saat memasuki perbatasan, Via Vallen dipaksa menggunakan istilah "Jerusalem" alih-alih "Palestina," dengan ancaman harus kembali ke Yordania jika melanggar aturan ini.
"Dari yang baru mau masuk Palestina, ga boleh bilang kalo ke Palestina, kita harus bilang ke Jerusalem (karena beresiko di pulangkan ke Yordania)," beber Via Vallen.
Bahkan membawa Al-Qur'an dari Madinah untuk dibagikan ke warga Palestina terasa seperti menyelundupkan barang haram.
"Saat aku membawa Al-Qur'an dari Madinah yang mau dibagikan ke adik-adik di sana, tapi rasanya udah kek nyelundupin barang haram," kata Via Vallen.