"Iya (banyak yang nyinyir) namanya nyari sesuap nasi jadi nggak terlalu dipusingin ya. Aku positifnya aja karena mau bagaimanapun yang penting halal," terangnya.
Soal heboh live di TikTok yang membuat toko-toko offline menjadi sepi, sehingga muncul wacana larangan social commerce, Muzdalifah berharap pemerintah bisa menemukan jalan tengahnya.
"Semoga pemerintah mendapat solusi agar para creator dan para pedagang yang mengeluh punya dagangan langsung di pasar-pasar maupun online bisa dicari jalan tengahnya. Masing-masing bisa mendapat keuntungan dan tidak ada yang dirugikan," kata Muzdalifah.
"Kita juga kenapa bisa jualan melalui TikTok, kan mungkin karena terkendala ruko yang nggak bisa kita sewa. TikTok Shop kan membantu. Terutama untuk yang ada di pelosok-pelosok yang tidak punya modal akhirnya bisa menjadi besar karena memiliki ide dan dagangan unik," imbuhnya.
Sementara itu, sang suami, Fadel Islami berharap bahwa masyarakat Indonesia juga harus mengikuti perkembangan teknologi. Sehingga bisa mengikuti tren yang sedang ada dan meraih profit.
"Kalau ini kan perubahan Zaman perkembangan teknologi, jadi kita harus mengikuti tren. Kita tidak peduli dengan tanggapan masyarakat yang mungkin menganggap itu negatif dari sisi kami yang penting bisa untung, profit, dan bisa membesarkan lagi di TikTok atau jualan kita," kata Fadel Islami.
"Pokoknya kita kembangkan saja," timpal Muzdalifah.