JagoDangdut – Nama komedian Rina Nose tengah hangat diperbincangkan setelah dituduh menerapkan prinsip "childfree" atau hidup tanpa momongan dalam pernikahannya. Meski berusia 39 tahun, Rina Nose mendapat banyak kritik dan hujatan karena pilihan hidupnya itu.
- -
Tak tergoyahkan oleh komentar-komentar negatif, Rina Nose kini merespons dengan sikap santai. Ia mengaku telah melewati fase bodoh dengan mengabaikan tuduhan-tuduhan tak berdasar yang dilontarkan kepadanya.
Namun, di balik sikap cuek yang diperlihatkannya saat ini, Rina Nose mengungkapkan bahwa beberapa tahun lalu ia pernah merasa depresi akibat sering menjadi korban perundungan online. Pada tahun 2018, saat ia memutuskan untuk melepas hijab, dia mengalami titik terendah dalam hidupnya.
Pada saat itu, istri Josscy Vallazza Aartsen ini bahkan sempat berpikir untuk melaporkan para pembully kepada pihak berwajib.
"Saya dulu pernah, dulu banget sih, tahun 2018-an, terkait masalah melepas hijab," ungkap Rina Nose saat dijumpai di kawasan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan.
Namun, sebelum melangkah lebih jauh untuk melaporkan ke polisi, Rina Nose akhirnya memutuskan untuk merenung kembali. Dia menyadari bahwa melaporkan akan menghabiskan banyak energi dan pikiran.
"Setelah itu, saya mikir, 'Kenapa harus repot-repot? Apa gunanya?' Akhirnya, ya udah, saya pikirin, saya jalani, ya sudah biasa," tutur Rina.
"Dalam pikiran saya saat itu, 'Apakah perlu memberikan efek jera? Apakah dia akan berubah? Kalau sudah karakternya seperti itu, memberikan efek jera mungkin tidak akan mengubah apa-apa.' Jadi, akhirnya saya memutuskan untuk tidak membuang-buang waktu dan tenaga untuk hal-hal semacam itu," lanjutnya.
Sejak saat itu, Rina Nose tidak lagi membiarkan dirinya terganggu oleh hujatan. Menurutnya, ia tidak memiliki kendali atas pikiran orang lain dan tidak bisa mengubah pandangan mereka.
"Iya, ada banyak urusan internal yang lebih penting untuk dipikirkan. Mengapa harus terlalu memikirkan urusan eksternal? Kehidupan manusia memang penuh dengan baik-buruk, positif-negatif, benar-salah. Itulah siklusnya, jadi bagaimana pun kita berusaha mengendalikannya, kita tidak akan pernah bisa mengontrol semuanya. Jadi, lebih baik fokus pada hal-hal yang lebih bermanfaat dan tidak membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak penting," tegasnya.