Jakarta – Raja Dangdut Rhoma Irama hingga kini masih eksis di dunia musik dangdut. Meski usianya tak muda lagi, namun sosoknya masih konsisten dengan karya-karya terbaiknya.
Bicara tentang Rhoma Irama tentu saja tak lepas dari Soneta Group. Sebuah grup musik yang Pak Haji bentuk bersama rekannya pada 11 Desember 1970.
Rhoma Irama dan Soneta
- Instagram/rhoma_official
Soneta sendiri bukan sembarang nama, yang mana berasal dari nama puisi di Italia Kuno yang berisikan 14 baris. Hingga akhirnya namanya kemudian difilmkan dalam adegan film Rhoma Irama yang berjudul Berkelana II.
Dalam perjalanannya Soneta sendiri telah beberapa kali berganti personel dan formasi. Meskipun begitu hingga kini masih tetap eksis seiring dengan aksi panggung Rhoma Irama.
Bersama Soneta, Rhoma Irama telah merilis beberapa single fenomenal, seperti Begadang, Mirasantika hingga Judi.
Ayah dari Ridho Rhoma tersebut pernah mengungkapkan jika saat ini personel Soneta hanya menyisakan seorang saja yang mana dirinya sendiri.
Awalnya Soneta sendiri terdiri daari 8 personel hingga akhirnya tinggal 1, setelah satu per satu pergi selamanya.
"8 personel Soneta saat berdiri. Itu 7 sudah meninggal. Jadi, sisa saya sendiri," ungkap Rhoma Irama.
Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Pak Haji itu juga mengungkapkan jika dirinya suatu saat meninggal dunia, maka Soneta pun berakhir sudah.
"Kalau saya juga meninggal dunia, Soneta close, Soneta selesai, tidak ada lagi Soneta," jelasnya.
Sejak lahir hingga sekarang, Soneta bersama Pak Haji telah mendeklarasikan sebagai The Voice of Moslem. Yang miliki tujuan lain selain bermusik, yaitu berdakwah.
"Soneta itu (sekarang) sudah 50 tahun. 48 tahun itu kami deklarasi sebagai The Voice of Moslem, itu pada 13 Oktober 1973. Jadi, kami sudah 48 tahun dari deklarasi," ucap Rhoma Irama.
Untuk inspirasinya sendiri, dalam channel YouTube pribadinya, Rhoma Irama pernah membeberkan jika Soneta terbentuk setelah terinspirasi dari band rock luar yang begitu populer saat itu, Deep Purple.
“Nah jadi karena saya terinspirasi dari band rock luar yang datang ke Indonesia saat itu, Deep Purple tahun 75, kebetulan saya juga melakukan revolusi musik yang namanya sound system, lighting system, sama dengan Deep Purple,” ucapnya.