Sebelum berkarier di dunia hiburan Tanah Air. Ayah Pak Tarno meninggal dunia, sementara ibunya pergi meninggalkannya karena diduga berselingkuh dengan pria dari luar desa tempatnya berasal.
Tidak hanya itu saja, sebelum terjun di dunia entertaiment Pak Tarno mengaku tidak bisa beli beras dan hanya memakan jagung saja.
Kemudian di usianya ke 10, Pak Tarno nekat merantau ke ibu kota, Jakarta pada tahun 1970. Dikarenakan tak punya uang, ia pergi dengan menumpangi kereta barang pengangkut kayu dan sapi.
Saat berada di Jakarta, diketahui Pak Tarno berprofesi sebagai penjual minyak tanah keliling untuk menyambung hidupnya. Kemudian beralih sebagai penjual martabak keliling.
Untuk menarik pelanggan agar membeli martabaknya, Pak Tarno mempunyai trik tersendiri yakni dengan cara menunjukkan sulap setelah dagangannya habis.
Sosok Pak Tarno bisa dibilang melekat diingatan dengan jargonnya sebagai pesulap yang memiliki ciri khas "Dibantu ya, Bimsalabim jadi apa, prok, prok, prok".
Pak Tarno akhirnya mencoba peruntungan dengan mengikuti acara The Master musim Ketiga pada 2009. Meski tidak menang, namun ia mendapat gelar "Master of Traditional Magic" oleh Deddy Corbuzier.