Rhoma mengaku baru tahu ada kerusuhan di Tanjung Priok saat menonton berita di televisi usai syuting.

"Terus ada telepon dari istri saya almarhumah Veronika. 'Pa, jangan pulang dulu, dicari orang-orang bersenjata telanjang. Mana Rhoma, mana Rhoma.' Isu yang berkembang saat itu, mubaligh, ulama, ditangkapi, digebuki, dimatiin," kata Rhoma Irama.

Sebelum ramainya peristiwa Tanjung priok, Rhoma Irama menyebutkan bahwa dirinya sempat ikut tabligh di tempat itu terkait wacana menggolkan azas tunggal Pancasila.

Rhoma Irama mengungkapkan pada saat itu umat islam menentang asas tunggal Pancasila lantaran menganggap agama mau ditiadakan diganti Pancasila.

Umat Islam merespons dengan menggelar tabligh-tabilgh anti azas tunggal.

"Saya kebetulan sebelum peristiwa itu pernah tabligh di situ bersama Amir Biki dan ulama-ulama. makanya saya yang termasuk dicari," kata Rhoma Irama.

Sang Raja Dangdut tersebut langsung dicari oleh aparat. Namun ia tidak merasa tidak punya salah akhirnya ia mendatangi kantor Pelaksana Khusus (Laksus) di Kramat 5. Kedatangan Rhoma Irama ke kantor Laksus membuat kaget petugas di sana.