JagoDangdut – Media sosial belakangan ini dihebokan oleh berita tentang Tiko bersama ibunya, Eny. Hal itu tal lepas dari kehidupan mereka berdua yang tinggal di rumah mewah namun dalam keadaan terbengkalai.
Bukan cuma 1 atau 2 tahun saja, Tiko bersama ibunya tersebut tinggal di rumah tersebut sudah lebih dari 11 tahun. Dan lebih parahnya lagi mereka hidup tanpa air dan listrik.
Dibalik kehidupannya yang memprihatinkan tersebut, terungkap fakta jika Ibu Eny dan Tiko menolak bantuan sosial atau bansos yang diberikan oleh pemerintah lewat kelurahan.
Kehidupan Miris TIko dan Ibu Eny
- YouTube
Menurut keterangan lurah setempat, seperti dikutip dari VIVA, diungkapkan jika selama ini lingkungan rumah Ibu Eny tersebut memang sering kali mendapat bantuan bansos, tetapi ujung-ujungnya mendapat penolakan.
"Jadi yang tinggal di sini kan Tiko dan Bu Eny, Tiko itu anaknya yang penurut dengan ibu, apa-apa harus izin ke ibunya. Dari lingkungan, si Ibu Eny kalau dikasih bantuan sosial enggak mau," ucap Slamet Sihabudin selaku Lurah Jatinegara.
Menurut Slamet, Tiko merupakan orang yang penurut sama ibunya tersebut. Apapun itu ia pasti minta izin kepada ibunya. Dan ibu Eny itu sendiri selalu menolak jika diberikan bantuan sosial.
"Jadi yang tinggal di sini kan Tiko dan Bu Eny, Tiko itu anaknya yang penurut dengan ibu, apa-apa harus izin ke ibunya. Dari lingkungan, si Ibu Eny kalau dikasih bantuan sosial enggak mau," kata Slamet.
Slamet mengungkapkan jika ibu Eny tersebut dulu hidupnya berkecukupan, hingga menolak bansos hingga saat ini.
"Karena dia itu kan awalnya orang berada (berkecukupan), jadi enggak mau dibantu. Tapi kita namanya lingkungan, supaya bantuan bisa nyampe ke Bu Eny, yaitu si Tiko diberdayakan sebagai petugas keamanan lingkungan. Jadi si Tiko yang suruh ambil, dibawa, jadi dia yang masukin ke dalam rumah," ungkapnya.
Tiko sendiri sebelumnya mengungkapkan cara hidup mereka berdua meski tanpa adanya listrik dan air. Menurut penuturannya ia memakai lilin sebagai penerangan dan juga mengambil air dari tetangganya.
"Jadi, air ngambil dari sebelah (tetangga) kan ada Sanyo, ngambil seember, seember gitu. Kalau untuk listrik gak ada, penerangan pakai lilin," ucap Tiko.
Selain itu untuk menutupi biaya hidupnya, Ibu Eny juga sering kali menjual barang perabotan seperti jual pot kepada tetangganya lewat sebuah surat yang ia tulis.
"Dia bawa surat. Nulis noted. Assalamualaikum Ibu Haji. Ini saya butuh beras, saya mau jual pot. Terus ya sudah, dibantu," kata salah satu tetangga.
"Jadi Tiko bawa pot ke rumah, bawa hordeng di rumah dijual. Barang-barang dari rumahnya," imbuh tetangga Tiko.