JagoDangdut – Daniel Mananta tengah jadi sorotan lantaran dirinya membuat pernyataan yang cukup kontroversi. Ia menyetujui hal yang didiskusikannya dengan Ustaz Abdul Somad (UAS) mengenai ada jin di patung yang disembah manusia.
“Ini mungkin sebuah kejutan kali, ternyata gue juga setuju sama UAS soal ini. Bahwa, kalau gue mungkin sebutnya ada unclean spirit di patung, ketika patung yang dibuat oleh manusia disembah,” kata Daniel dalam video yang diunggahnya di TikTok yang disematkan pada video Roro Ndeso.
Karena pembahasannya cukup sensitif, Daniel Mananta pun meminta agar para pengikut Yesus untuk merujuk pada Alkitab Yesaya 44 terlebih dahulu sebelum menanggapi hal yang dibahasnya.
Tanggapan YouTuber Romo Ndeso
- Tangkapan layar
Pernyataan tersebut pun membuat YouTuber Romo Ndeso turut menanggapi pernyataan Daniel Mananta yang menyebut bahwa ada roh atau jin di dalam patung yang disembah manusia.
Romo yang merupakan penganut Katolik, mengutarakan pendapatnya untuk menanggapi pernyataan Daniel Mananta. Kata dia, jika merujuk pola berpikir Daniel Mananta, bangunan rumah ibadah dan sebagainya juga berpotensi sebagai berhala.
“Kalau kita menggunakan logika berpikir Daniel Mananta maka seharusnya dinyatakan pula bahwa rumah ibadah juga berpotensi menjadi berhala. Karena batu atau kayu atau tanah yang dipakai rumah ibadah sama juga dipakai untuk membuat patung, sama juga dipakai untuk memasak di dapur, sama juga dipakai untuk membuat gubuk di sawah, membuat jembatan, untuk membuat diskotik, untuk membuat bangunan lokalisasi dan sebagainya,” kata Romo di kanal YouTubenya.
Romo pun meminta untuk seseorang tidak terlalu mudah berasumsi dan menyebut sesuatu praktek penyembahan berhala hanya ketika melihat adanya seni patung dalam sebuah agama.
“Coba kita bertanya, adakah agama yang melucuti dirinya sebulat-bulatnya dari atribut-atribut simbolis tentang Allah tentang imannya? Adakah agama yang menetapkan penganutnya untuk beriman melulu dengan imajinasi tanpa perlu dimanifestasikan dalam simbol-simbol tertentu, tanpa perlu ada aktivitas-aktivitas tertentu, ada hukum-hukum tertentu, ada bahasa khusus, ada gerak dan pola-pola khusus? Rasanya sulit dibayangkan beriman yang seperti itu,” terang Romo.
“Maka sebenarnya bagi saya jangan terlalu mudah menuduh dan berasumsi dan menyebut sesuatu sebagai praktek penyembahan berhala hanya ketika melihat adanya seni patung, seni lukis di dalam sebuah agama,” sambungnya.
Arti dari berhala
Romo pun mendefinisikan apa arti dari berhala sebelum menjelaskan lebih jauh mengenai pendapatnya soal patung yang disembah manusia dan manusia yang disebut sebagai penyembah berhala.
“Jika didefinisikan kita akan berkata berhala itu berarti men-Tuhankan yang bukan Tuhan, menyebutnya seolah-olah Tuhan padahal bukan, menciptakan Tuhan dari benda-benda ciptaan Tuhan,” kata Romo.
“Sejauh saya mencermati, tidak pernah ada pernyataan dari Gereja Katolik yang berkaitan dengan perusakan patung, pembakaran gereja sebagai penghinaan dan perusakan terhadap Allah-nya orang katolik. Tidak pernah muncul pernyataan dari otoritas Gereja Katolik menyatakan bahwa Allah kami dirusak, Allah kami dihancurkan, Tuhan kami dilempar, Tuhan kami diinjak, tidak pernah,” katanya lagi.
Hal itu menurutnya karena dengan merusak atribut-atribut yang dijadikan sebagai simbol keagamaan bukan berarti merusak Tuhan mereka.
“Karena apa? Merusak patung Yesus tidak sama dengan merusak Yesus, merusak gedung gereja tidak sama dengan merusak Allah,” lanjutnya.
Mengapa dijadikan patung?
Romo juga menjelaskan tentang adanya kemungkinan mengenai pertanyaan lalu mengapa membuat patung jika yang diimani adalah Tuhan. Menurutnya, patung salib dibuat karena bentuk kecintaannya terhadap Yesus, tapi bukan patung tersebut diartikan sebagai Yesus.
“Orang yang punya cinta dia akan kreatif, orang yang mencintai dia akan kreatif menciptakan ekspresi cinta itu dan memanifestasikannya dalam bentuk tindakan, bahasa atau benda-benda tertentu,” jelasnya.
“Dia membuat patung karena dia mencintai Yesus, bukan patung itu adalah Yesus,” pungkas Roro.
Singgung Daniel Mananta dengan UAS
- Instagram @vjdaniel
Di penghujung video unggahannya, Romo menyinggung soal mencaritahu sesuatu dengan orang yang tepat dan orang yang mengimaninya agar tidak gegabah membuat suatu pernyataan.
“Untuk saudara saudariku semua sesama yang beriman Katolik, tetaplah teguh dalam iman kita bertanyalah pada orang yang tepat tentang iman kita, jangan gegabah mencaritahu iman kita pada orang yang tidak mengimaninya,” ujarnya
Hal itu seakan menyinggung Daniel Mananta yang seharusnya tidak mendiskusikannya bersama UAS karena keduanya memiliki latar keyakinan yang berbeda.
“Silakan berteman, tapi jangan sampai pertemanan itu mengendalikanmu,” tandasnya.