JagoDangdut – Seorang wanita bernama Aitana menceritakan kisahnya menjadi seorang mualaf. Dibesarkan dengan ajaran agama Kristen Advent Hari Ketujuh, ia mengaku tak pernah terhubung dengan agama yang dianutnya sejak kecil.
Ada banyak pertanyaan dalam benaknya yang belum terjawab hingga membuat Aitana menjadi bingung. Salah satunya konsep Trinitas dalam Kristen Advent Hari Ketujuh. Aitana pun berusaha meneumkan jawaban jelas dari jalan yang berbeda.
Lantas seperti apa kisah Mualaf Aitana yang ingin menemukan jawaban dari segala kebingungannya? Simak selengkapnya!
Masa Lalu Kelam Aitana
- Youtube: Ayatuna Ambassador
Aitana mengaku telah meninggalkan agama Kristen saat usianya masih remaja. Ia kerap berpesta dan melakukan banyak kesalahan, terlebih saat ia dijerumuskan teman-temannya ke dunia kelam seperti narkoba, minum alkohol dan hal lainnya yang dilarang oleh agama.
“Saya percaya bahwa ketika Allah telah memilih Anda iblis segera mengirim orang untuk menguji Anda,” ujar Aitana dilansir dari Viva.
Tak hanya itu, ia juga mengaku terjebak dalam hubungan yang toxic, menjadi korban KDRT dan tidak memiliki siapa-siapa untuk mengadukannya.
Namun suatu waktu, keberuntungan berpihak pada Aitana. Ia yang gemar mempelajari banyak bahasa membuatnya bertemu dengan seorang Muslim asal Prancis. Perkenalannya itu membuat Aitana mendpatkan orang yang bisa mendengarkan keluh kesahnya.
Mengenal ajaran agama Islam
- Youtube: Ayatuna Ambassador
Pertemuannya dengan pria Prancis itu bertepatan dengan dirinya yang harus berduka karna kehilangan bayinya. Aitana terpaksa harus kehilangan sang bayi lantaran mengidap PTSD, depresi kecemasan dan berbagai macam masalah mental.
Bahkan Dirinya sempat ingin mengakhiri hidupnya, seorang muslim yang dikenalnya melalui sebuah aplikasi itu mengirim bacaan Al-Quran kepada Aitana. Saat mendengarkan bacaan tersebut, Aitana merasa tersentuh dan tidak berhenti menangis.
“Saya merasakan sesuatu di dalam hati saya, di dalam diri saya yang memberitahu bahwa ini adalah takdir saya, yaitu menjadi seorang Muslim,” ucap Aitana.
Meskipun demikian, Aitana sempat meminta teman Muslinya tersebut untuk berhenti membahas tentang ajaran agama Islam, meski ia tahu bahwa Islam adalah kebenaran.
Akhirnya ia mendapatkan kejelasan yang utuh dari pertanyaan-pertanyaan yang berkecamu dalam benaknya. Sejak saat itu ia mempelajari Al-Quran dan merasa memiliki teman yang selama ini dia butuhkan.
Suatu saat, Aitana bertemu dengan seorang pria yang hendak membagikan Al-Quran. Pada kesempatan itu Aitana menceritakan tentang kekhawatirannya menjadi seorang Muslim.
Setelah berbincang selama kurang lebih dua jam, pria yang ditemuinya tersebut menanyakan keinginan Aitana mengucapkan kalimat syahadat. Akhirnya saat itu Aitana memutuskan untuk menjadi seorang Muslim.
“Itu adalah hari paling bahagia dalam hidup saya dan ketika saya berhenti dan mengucapkan syahadah syahadah saya. Saya merasa seolah-olah semua beban saya lepaskan,” tutur Aitana.
Dalam kisah mualaf Aitana, ajaran agama Islam adalah jawaban dari pertanyaannya selama ini. Menurutnya agama Islam merupakan obat penawar dari rasa sakit yang dideritnya selama ini. Aitana sempat mengutuk dan bertanya kepada Tuhan tentang masa-masa sulit yang menerpa dirinya
Barulah ia menyadari bahwa kesulitan yang dihadapinya adalah sebuah ujian dari Allah setelah ia menjadi seorang Muslim.
“Saya merenungkan segala yang telah saya lakukan, segala dosa yang saya perbuat. Tapi Allah mengampuni saya,” pungkas Aitana.