“Saya merasakan sesuatu di dalam hati saya, di dalam diri saya yang memberitahu bahwa ini adalah takdir saya, yaitu menjadi seorang Muslim,” ucap Aitana.
Meskipun demikian, Aitana sempat meminta teman Muslinya tersebut untuk berhenti membahas tentang ajaran agama Islam, meski ia tahu bahwa Islam adalah kebenaran.
Akhirnya ia mendapatkan kejelasan yang utuh dari pertanyaan-pertanyaan yang berkecamu dalam benaknya. Sejak saat itu ia mempelajari Al-Quran dan merasa memiliki teman yang selama ini dia butuhkan.
Suatu saat, Aitana bertemu dengan seorang pria yang hendak membagikan Al-Quran. Pada kesempatan itu Aitana menceritakan tentang kekhawatirannya menjadi seorang Muslim.
Setelah berbincang selama kurang lebih dua jam, pria yang ditemuinya tersebut menanyakan keinginan Aitana mengucapkan kalimat syahadat. Akhirnya saat itu Aitana memutuskan untuk menjadi seorang Muslim.
“Itu adalah hari paling bahagia dalam hidup saya dan ketika saya berhenti dan mengucapkan syahadah syahadah saya. Saya merasa seolah-olah semua beban saya lepaskan,” tutur Aitana.
Dalam kisah mualaf Aitana, ajaran agama Islam adalah jawaban dari pertanyaannya selama ini. Menurutnya agama Islam merupakan obat penawar dari rasa sakit yang dideritnya selama ini. Aitana sempat mengutuk dan bertanya kepada Tuhan tentang masa-masa sulit yang menerpa dirinya