JagoDangdut – Sekarang ini publik lagi di ramaikan mengenai sejumlah orang yang kerap membagikan konten dengan memamerkan barang mewah dan kekayaannya. Namun hal tersebut banyak publik figur yang terseret berbagai penderitaan.
Seperti para "Crazy Rich" yang sekarang ini mendekam di penjara, Doni Salmanan dan Indra Kenz.
Kehidupan dari para Crazy Rich ini langsung berubah lantaran ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penipuan investasi trading binary option hingga terancam di miskinkan.
Salah satu tokoh agama Gus Miftah juga menanggapi fenomena tersebut, ia mengaku bahwa dirinnya juga kerap diajak untuk mengikuti trading.
“Karena dulu kita juga sering diajakin ikut trading macem-macem seperti itu, tapi saya gak pernah mau. Karena saya meyakini bahwa sukses tuh melalui banyak proses, bukan instan,” kata Gus Miftah.
Baca Juga: Profil Lengkap Serta Agama Dea OnlyFans, Pamer Body Seksi Demi Uang
Gus Mifah menyebutkan apabila mendapatkan kekayaan secara instan serta menghalalkan segala acara hanya akan membuat kehidupan menjadi menderita.
“Jangan atas nama konten kita menghalalkan segala cara, akhirnya kemudian yang repot kita sendiri,” kata Gus Miftah.
“Menggunakan cara instan itu kan cuma pengen bergaya saja, akhiri flexing, akhiri akting di media, akhiri drama, jadi diri sendiri saja,” tambah Gus Miftah .
Menurut penuturan dirinya, masih banyak orang yang mengikuti trading dalam sejumlah masalah pelik lantaran terpengaruh kekayaan instan.
“Jadi kalau hanya menjanjikan kesenangan instan udah lah gak usah dipercaya. Saya yakin kok, untuk bertahan hidup semuanya masih bisa,” kata Gus Miftah.
Gus Miftah menyebutkan bahwa sebaiknya tidak membuat konten yang memamerkan kehidupan mewah.
“Saya pikir masih banyak konten-konten yang bermutu, dan konten yang tidak harus membuat kita menderita, dan ini mohon maaf ya kasusnya, IK sama DS ini dalam waktu seminggu dua minggu lebih jeblok lagi,” kata Gus Miftah.
Menurut Gus Fitnah akan ada permasalahan yang lebih besar lagi menegenai sejumlah uang yang jumlahnya lebih besar, sampai triliunan rupiah.
“Karena akan ada lagi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan trading yang akan jeblok lagi, dan ini nilainya lebih besar daripada itu. Tidak miliar tapi triliun,” kata Gus Miftah,