"Dulu bapak saya ngumpat-ngumpat saya kafir, murtad, dan kalau misalnya berani datang ke rumah, saya bakal dibunuh. Anak saya tanya, 'Eyang, kenapa baju Mami dibakar?' Jawabnya, 'Kamu nggak punya Mami, Mami kamu udah mati.' Coba, gimana perasaan ibu, dibilang sudah mati padahal masih hidup?" terang Nania.
"Saya dibaptis tahun 2009 bulan September di Bandung, saya berangkat dari Jakarta ke Lembang jam 6 pas azan magrib saya baptis selam. Tuhan bekerja untuk saya pertama kalinya, indra keenam saya dihapus, Tuhan kasih suara bahwa ini bukan hak kamu, hak kamu adalah menjalani. Karena sebelumnya kan saya bisa melihat orang meninggal seperti apa itu diambil sama Tuhan. Yang biasanya saya pergi ke mana-mana tuh banyak dengar, 'Tolong saya, bantu saya,' sekarang enggak," tambahnya.
Tak hanya sang ayah, bahkan ia sampai dianiaya oleh sang ibu. Ibu dari Nania ini sampai memukul, meludahi, hingga menyeretnya dari kamarnya.
"Saya diseret lagi, kamar saya ditendang lagi, diludahin, 'Kamu tuh kerasukan iblis, Yesus tuh iblis, bukan jalan kebenaran, enggak ada ceritanya begitu'. Setiap hari saya dipukulin. Bapak saya yang paling keras. Baju, lukisan saya semua dibakar semuanya," ungkap Nania.
Tak hanya keluarga, Nania pun mengaku dirinya juga dikucilkan oleh teman-temannya dan mendapatkan banyak fitnah hingga pembatalan pekerjaan kala itu.
"Saya benar-benar diasingkan, teman-teman saya semua pada ngejauhin saja, banyak fitnah, kerjaan jadi mundur bahkan cancel semuanya," tuturnya.
- -