Gumulya, nama yang diberikan oleh Bung Karno saat berkunjung ke Training Center Bandung, tempat para atlet dipersiapkan untuk bertanding pada Asian Games IV, 1962. Nama dengan singkatan Goei yang Mulia, dari nama asli Goei Giok Lan.
“Lanny, terima kasih, kamu telah mempersuntingkan bunga melati di sanggul Ibu Pertiwi", adalah ucapan terima kasih Bung Karno kepada Lanny Gumulya atas prestasinya menyumbangkan 1 medali emas bidang olahraga akuatik loncat indah, disampaikan di Istana Negara saat meminta Lanny Gumulya ikut menari lenso bersama para pejabat negara yang hadir pada acara perpisahan dengan para atlet usai Asian Games IV, 1962 berjalan lancar.
Pada buku biografi ini, Melanie mengisahkan sosok masa kecil Ibunya hingga menjadi atlet, menikah, memiliki anak dan memilih hengkang dari dunia olahraga yang sudah sejak kecil menemaninya. Sosok tegar, kuat, berkarakter juara, lembut dan pantang menyerah. Melanie terpanggil menulis kisah ibunya yang merupakan legendaris Indonesia karena sejak Lanny Gumulya meraih emas pada olahraga akuatik loncat indah, belum pernah ada yang meraih emas hingga 2022 ini sehingga bisa menjadi penyemangat bagi putera-puteri Indonesia, khususnya para atlet, yang dilampirkan dalam buku berupa surat cinta Lanny kepada Bangsa Indonesia.
Pada sub-bab terakhir, Melanie menceritakan kisahnya dalam mencari makna hidup yang lebih otentik, sederhana dan bahagia setelah melihat sosok Ibunya, Lanny Gumulya hidup tinggal bersamanya, suami dan anak-anak sepeninggal Ayahnya berpulang pada 2019 lalu.
Buku ini ditulis oleh Melanie Kartadinata dengan bahasa sederhana, sebagai hadiah ulang tahun Lanny Gumulya ke-78 pada 13 November 2022.