Pria 22 tahun ini pun membongkar tantangannya selama menjalani ibadah puasa di negeri Kanguru itu. Apalagi Iqbaal mengaku sama sekali tak merasakan suasana Ramadhan karena tidak seperti di Tanah Air pasalnya umat Muslim di Australia merupakan minoritas. Sehingga Iqbaal selalu menyibukkan diri dengan tugas-tugas kuliah yang banyak demi mengobati kesepiannya di perantauan.
"Dengan menyibukkan diri dengan kuliah, tugas yang banyak, kerjaan yang harus dikerjain. Itu lumayan bisa jadi distraksi. Kalau enggak ya pasti ngecek jam terus," terang Iqbaal.
Walaupun harus jauh dari keluarga dan teman-teman terdekatnya. Iqbaal merasa hal itu tak jadi halangan baginya untuk terus berbagi kebahagiaan selama Ramadhan dan lebaran mendatang, salah satunya dengan mengirim bingkisan.
"Ketika kita berada jauh dari orang-orang yang kita cintai, dan tidak bisa bertemu langsung pada kesempatan bulan Ramadan maupun Hari Raya nanti, tidak berarti ekspresi cinta dan perhatian kita harus berhenti. Seperti yang sedang saya jalani sekarang, harus kembali ke Melbourne untuk kuliah dan jauh dari keluarga dan sahabat," ungkao Iqbaal.
"Semenjak tahu kalau kecil nih kemungkinannya untuk kembali ke Indonesia buat lebaran, (berbagi bingkisan) bisa jadi jalan untuk tetap berbagi kebahagiaan buat teman-teman dan keluarga di Indonesia. Saya yakin banget sih, jarak dan waktu tidak menghalangi keinginan saya untuk berbagi kebahagiaan," tandasnya.